Tiada keindahan yg paling indah selain bisa berbagi, walau hanya lewat sebait kata & pesan

Rabu, 27 Juni 2012

Program Remedial dan Kesulitan Belajar


Makalah Evaluasi Pembelajaran
 “Program Remedial dan Kesulitan Belajar”


KELOMPOK 1
ARIKA FITRI                                     11101156110074
HELVI AKMALA SARI                   11101156110091
RIZKY MENTARI                             11101156110110
M. ARIF O.                                       11101156110100
DEVRI RAMDHAN APRYUS           11101156110081
ANGGUN DIKAFINATA A
WINDA ROSALIA
TIK 2
FANDY NETA, S.pd
Dosen Pembimbing


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Teknik Informtika dan Komputer
UPI YPTK Padang
2011/2012
KATA PENGANTAR

          Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul  “Program Remedial dan Kesulitan Belajar”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Evaluasi Pembelajaran”,sebagai suatu upaya pemahaman pada penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.
            Dalam proses penyusunan makalah ini, kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, namun dengan banyaknya pihak yang membantu, pada akhirnya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan secara lancar.
            Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

                                                                                                           

                                                                                                            Padang, Juni 2012
                       
                                                                                                                       Penulis










DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................... 2
Daftar isi............................................................................................................................ 3
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................................................ 4
B.     Rumusan Masalah........................................................................................... 4
C.     Tujuan Makalah............................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
1.      REMEDIAL
1.A. Pengertian Remedial...................................................................................... 6
1.B. Prinsip Belajar Remedial............................................................................... 8
1.C. Jenis-Jenis Remedial...................................................................................... 9
1.D. Tujuan Dan Fungsi Remedial........................................................................ 11
1.E. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial............................................................. 13
1.F. Proses Hasil Remedial.................................................................................... 16
 2.  KESULITAN BELAJAR
2.A. Pengertian Kesulitan Belajar................................................................................. 21
2.B. Faktor Penyebab Timbulnya Kesulitan Belajar..................................................... 23
2.C.Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar....................................................................... 27
2.D. Contoh Kesulitan Belajar Dan Cara Mengatasi.................................................... 29
BAB III PENUTUP
A.     KESIMPULAN................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Proses belajar mengajar yang melibatkan kepahaman siswa dalam menangkap mater pelajaran  yang diberikan  tidak selalu berjalan lancar. Ada kalanya sang pengajar dihadapkan pada murid yang memiliki kesulitan dalam belajar sehingga nilai-nilai yang didapati tidak memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Saat kondisi tertentu, sang pengajar seharusnya bisa berfikir kritis. Pengertian dari sekolah, guru keluarga serta kepedulian siswa tersebut terhadap prestasinya sangat mempengaruhii perkembangan nilai yang akan diperoleh.
Remedial dikenal sebagai salah satu cara untuk memperbaiki nilai siswa yang tidak memenuhi standar. Bisa juga dikatakan pemberian perilaku khusus terhadap siswa yang mengalami hambatan dalam proses belajar baik berupa pengetahuan maupun keterampilan.  Selain itu, adanya kesulitan belajar yang dialami siswa juga sangat mempengaruhi siswa tersebut dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, kami ingin membahas lebih lanjut tentang  “ Progam Remedial Dan Kesullitan Belajar”.

B.   RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbullah beberapa rumusan masalah, yaitu:
a)      Program Remedial
                                i.            Apakah pengertian  remedial?
                              ii.            Apakah prinsip pembelajaran remedial?
                            iii.            Apakah Macam-macam/ jenis pembelajaran remedial?
                            iv.            Apakah Tujuan dan fungsi remedial?
                              v.            Bagaimana Pelaksanaan pembelajaran remedial?
                            vi.            Bagaimana Proses hasil remedial?


b)      Kesulitan Belajar
                                i.            Apakah Pengertian kesulitan belajar?
                              ii.            Apakah Faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar?
                            iii.            Bagaimanakah Usaha mengatasi kesulitan belajar?
                            iv.            Bagaimanakah contoh kasus kesulitan belajar dan  cara mengatasinya?

C.     TUJUAN MAKALAH
Dari rumusan masalah di atas didapat tujuan, sebagai berikut:
a)      Program Remedial
i.                    Mengetahui pengertian  remedial.
ii.                  Mengetahui  prinsip pembelajaran remedial
iii.                Mengetahui Macam-macam/ jenis pembelajaran remedial
iv.                Mengetahui Tujuan dan fungsi remedial
v.                  Mengetahui Pelaksanaan pembelajaran remedial
vi.                Mengetahui Proses hasil remedial

b).  Kesulitan Belajar
                              v.            Mengetahui  Pengertian kesulitan belajar
                            vi.            Mengetahui  Faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar
                          vii.            Mengetahui  Usaha mengatasi kesulitan belajar
                        viii.            Mengetahui  Contoh kasus kesulitan belajar dan  cara mengatasinya












BAB II
PEMBAHASAN

1.    REMEDIAL

1.A. PENGERTIAN REMEDIAL
Remediasi mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata ini berakar kata ‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan. Remedial berarti mengobati atau menyembuhkan atau membuat menjadi lebih baik. Sehingga pengajaran remedial merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang membuat agar hasil yang dicapai lebih baik dari pengajaran yang diberikan sebelumnya. Secara garis besarnya pengajaran ini merupakan pengajaran mengulang dari pengajaran yang telah diberikan sebelumnya terutama terhadap materi yang dianggap belum dikuasai oleh siswa. Sebab hasil yang telah dicapai belum memuaskan. Yang dapat diperbaiki adalah semua bidang studi yang dianggap kurang baik hasilnya. Oleh sebab itu pengajaran ini dapat dilakukan untuk bidang studi bahasa Inggris, misalnya matematika, Ilmu Kimia, Biologi, Fisika, dan lain lain. Sehingga pengajaran remedial juga bersifat terapi. Artinya memberikan terapi masalah pribadi yang dialami oleh siswa. Sebab suatu kesulitan belajar tidak akan terlepas dari masalah pribadi..
Dalam random House Webster’s College Dictionary (1991), remediasi diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran.
Dari pengertian di atas diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remediasi apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru melaksanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi para siswa.
Sifat pokok kegiatan pembelajaran remedial ada tiga yaitu: (1) menyederhanakan konsep yang komplek (2) menjelaskan konsep yang kabur (3) memperbaiki konsep yang salah tafsir. Beberapa perlakuan yang dapat diberikan terhadap sifat pokok remedial tersebut antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian rangkuman, dan advance organizer, pemberian tugas dan lain-lain.
Pokok bahasan yang belum dapat dikuasai peserta didik merupakan kesulitan belajar untuk mempelajari pokok bahasan berikutnya. Kenyataan ini akan diperburuk kalau pokok bahasan yang baru yang akan dipelajari memerlukan keterampilan prasyarat, disisi lain pokok bahasan yang menjadi prasyarat belum tuntas. Kesulitan lain untuk mencapai tingkat ketuntasan belajar anatara lain: perbedaan individual diantara peserta didik dalam kelas dengan sistem pembelajaran klasikal.
Adapun ciri-ciri pengajaran remedial dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Pengajaran remedial dilaksanakan setelah diketahui kesulitan belajarnya dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakangnya.
  2. Dalam pengajaran remedial tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi murid.
  3. Metode yang digunakan pada pengajaran remedial bersifat diferensial, artinya disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajarnya.
  4. Alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi dan mungkin murid tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya: penggunaan tes diagnostic, sosiometri dan alat-alat laboratorium.
  5. Pengajaran remedial dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain. Misalnya: pembimbing, ahli dan lain sebaginya.
  6. Pengajaran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih diferensial, maksudnya lebih disesuaikan dengan keadaan masing-masing pribadi murid yang dibantu. Misalnya: pendekatan individualisme.
  7. Dalam pengajaran remedial, alat evalusi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi murid.

1.B. PRINSIP PEMBELAJARAN REMEDIAL
Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
1. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.
2. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.
3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.

5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
1.C. JENIS-JENIS REMEDIAL
Kegiatan dapat berupa tatap mukadengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara:
1.    menjawab pertanyaan
2.    membuat rangkuman pelajaran
3.    mengerjakan tugas mengumpulkan data
            Wakturemedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan  pada atau diluar jam  efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas.

Jenis-jenisKegiatandalamPembelajaran Remedial

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswanya yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dipilih guru akan menentukan berhasil tidaknya pembelajaran remedial yang dilaksanakan. Untuk itu guru sebaiknya menerapkan berbagai metode, dan tidak menggunakan metode yang sama dengan pembelajaran biasa.
Suke dalam Julaiha (2007) mengemukakan lima bentuk kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran remedial, yaitu:
1.      Mengajarkan kembali
Dalam kegiatan mengajarkan kembali tentu saja hanya mengajarkan materi yang belum dikuasai siswa. Guru harus lebih berorientasi pada materi yang menuntut kompetensi yang belum atau kurang dikuasai oleh siswa. Jika siswa belum menguasai konsep, sebaiknya guru lebih banyak memberikan contoh dan jika siswa belum memahami dalam menerapkan konsep maka guru memberikan banyak latihan.

2. Menggunakan alat bantu belajar (alat peraga)
Berbagai alat peraga (media pembelajaran) sebaiknya digunakan guru, agar pembelajaran dapat menarik dan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang belum dipahaminya.
3. Kegiatan kelompok (berdiskusi)
Kegiatan berdiskusi akan lebih bermanfaat dalam membantu kesulitan siswa jika dalam anggota kelompok diskusi terdapat siswa yang sudah benar-benar menguasai materi dan mampu menjelaskannya kepada siswa lain. Dalam hal ini guru harus benar-benar mengetahui siapakah diantara siswanya yang telah menguasai materi dengan baik dan mampu menjelaskan kembali kepada temannya, karena jika tidak maka kegiatan berdiskusi akan sia-sia.
4. Tutorial (tutor sebaya)
Tutor sebaya dapat dipilih guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. Guru memilih siswa yang lebih pandai untuk mengajarkan materi yang belum dikuasai temannya, atau bisa meminta bantuan siswa dari kelas yang lebih tinggi. Misalnya siswa kelas 6 diminta untuk membantu adik kelasnya yang duduk di kelas 4 dan 5.
4.   Sumber belajar yang relevan
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara meminta siswa membaca buku referensi lain yang berhubungan dengan materi yang belum dikuasainya. Atau memanfaatkan apa saja sumber belajar yang sesuai dan berkaitan dengan materi yang belum dikuasai siswa. Misalnya memanggil nara sumber, mengunjungi suatu tempat, dan lain-lain.







1.D. TUJUAN DAN FUNGSI  REMEDIAL
A. Tujuan Pengajaran Remedial
Tujuan pengajaran remedial sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan pangajaran pada umumya, yaitu agar murid dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran remedial bertujuan agar murid yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses penyembuhan atau perbaikan, baik segi proses belajar mengajar maupun kepribadian murid.
Tujuan pengajaran remedial secara terinci adalah agar murid dapat:
1.      Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar meliputi segi kekuatan, kelemahan, jenis dan sifatnya.
2.      Memperbaiki cara-cara belajar kea rah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.
3.      Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
4.      Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
5.      Mengatasi habatan-hambatan belajar yang lebih baik.
6.      Melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan
2. Fungsi Pengajaran Remedial
Berdasarkan pengertian sebagaimana telah dikemukakan di atas, jelas bahwa pengajaran remedial mempunyai fungsi yang amat penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Adapun beberapa fungsi pengajaran remedial adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi korektif
Pengajaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dianggap masih belum mencapai apa yang diharapakan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Hal-hal yang diperbaiki atau dibetulkan melalui pengajaran remedial anatara lain meliputi perumusan tujuan
1.      Penggunaan metode mengajar
2.      Cara-cara belajar
3.      Materi dana alat pelajaran
4.      Evaluasi
5.      Segi-segi pribadi murid
Dalam perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, maka prestasi belajar murid beserta factor-faktor yang mempengaruhi dapat diperbaiki.
2.      Fungsi penyesuaian
Yang dimaksud penyesuaian adalah agar dapat membantu murid untuk menyesuaikan dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang besar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Tuntuan belajar yang diberikan murid telah disesuaikan denan sifat jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga murid diharapkan lebih terdorong untuk belajar.
3.      Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memunkinkan guru, murid dan pihak lain dapat memeperoleh pemahaman yang lebih memahami dirinya dan segala aspeknya. Begitu pula guru dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami akan keadaan pribadi murid.
4.      Fungsi pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat memperkaya proses belajar mengajar. Bahan pelajaran yang tidak disampaikan dalam pengajaran regular, dapat iperoleh melalui pengajaran remedial. Pengayaan lain adalah dalam segi metode dan alat yang dipergunakan dalam pengajara remedial. Dengan demikian, diharapkan hasil yang diperoleh murid dapat lebih banyak, lebih luas dan lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.

5.      Fungsi terapeutik
Dengan pengajaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kepribadian dapat menunjang pencapaian prestasi belajar, demikian pula sebaliknya.
6.      Fungsi akselerasi
Fungsi akselerasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar baik dalam arti waktu maupun materi. Misalnya murid yang tergolong lambat dalam belajar, dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.

1.E.  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL
            Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial.
1. Diagnosis Kesulitan Belajar
a. Tujuan
Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.
  • Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran.
  • Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.
  • Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna daksa, dsb.


b. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dsb.
  • Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
  • Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau perkalian.
  • Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik.
  • Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik.
2. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:
  • Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
  • Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
  • Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
  • Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
3. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu? Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.
Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

1.F. PROSES  HASIL REMEDIAL
Ada beberapa proses atau tahap yang bisa ditempuh dalam memperoleh hasil remedial yangmemuaskan. Beberapa metode yang dapat dilaksanakan dalam pengajaran remedial yaitu:
1.      Metode Pemberian Tugas
Merupakan metode yang dilakukan guru dengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid baik secara kelompok maupun secara individual, kemudian diminta pertanggung jawaban atas tugas-tugas tersebut. Adapun penetapan jenis dan sifat tugas yang diberikan disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi.
·         Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada murid, yaitu:
1.      jika tugas yang diberikan bermaksud untuk mengenal kasus dan mendiagnosis kesulitan belajar, hendaknya ditetapkan secara jelas cara-cara mengerjakan tugas dan patokan penilaian tugas, sehingga dapat dengan mudah mengenal kasus dan menetapkan jenis serta sifat kesulitan belajar.
2.      jika metode pemberian tugas digunakan sebagai bentuk bantuan, maka perlu diperhatikan langkah-langkah:
1.      menetapkan jenis tugas yang akan diberikan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.
2.      menetapkan sifat tugas yang akan diberikan untuk individual atau kelompok.
3.      membuat petunjuk yang jelas tentang cara pengerjaan tugas.
4.      selama tugas dikerjakan perlu diadakan pengamatan secara cermat.
5.      membuat patokan-patokan penilaian.
6.      mengadakan penilaian secara cermat setelah tugas diselesaikan.
§  Keuntungan metode pemberian tugas:
1.      murid lebih memahami dirinya, baik kemampuan maupun kemampuan dirinya.
2.      murid dapat memperluas dan memperdalam materi yang dipelajari.
3.      murid dapat memperbaiki cara-cara belajar yang telah dilakukan.
4.      terdapat kemajuan belajar pada murid baik secara individual maupun kelompok.
2.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu proses pendekatan dari murid dalam memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari berbagai titik pandangan. Tujuannya adalah memecahkan masalah, suatu pertemuan pendapat atau suatu kompromi yang disepakati bersama sebagai gambaran dari gagasan terbaik yang diperoleh dari pembicaraan bersama.
Dalam pengajaran remedial, metode diskusi dapat digunakan sebagai salah satu metode dengan memanfaatkan interaksi antar individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar. Peranan guru dalam diskusi adalah merangsang dan mengarahkan jalannya diskusi.
o    Langkah-langkah pelaksaan metode diskusi
1.      tetapkan dengan pasti bahwa metode diskusi dapat digunakan sebagai salah satu metode pengajaran remedial
2.      menetapkan materi yang didiskusikan serta langkah-langkah yang akan ditempuh
3.      menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui diskusi tersebut
4.      tetapkan siapa yang akan dibantu dengan diskusi tersebut, apakah seorang murid atau sekelompok murid dengan kesulitan belajar tertentu
5.      membentuk kelompok diskusi dan menjelaskan kepada peserta diskusi tentang langkah-langkah dan hasil yang akan dicapai dalam diskusi
6.      tetapkan alat-alat atau sarana yang diperlukan
7.      berikan arahan dan dorongan selama diskusi berlangsung
8.      membuat pedoman observasi untuk menilai jalannya diskusi
9.      melakukan penilaian pada akhir diskusi untuk memperoleh gambaran keberhasilan diskusi
10.  menetapkan kegiatan sebagai tindak lanjut
o    Keuntungan metode diskusi
1.      masing-masing murid dapat mengenal dirinya dan kesulitan yang dihadapi serta berusaha menemukan pemecahannya
2.      mempererat hubungan antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari para anggota kelas
3.      meningkatkan interaksi dalam kelompok dan dapat menumbuhkan sikap saling mempercayai
4.      menumbuhkan rasa tanggung jawab
5.      dengan diskusi murid dapat mengenal dan percaya pada diri sendiri secara lebih mendalam dan mengarahkannya secara lebih baik
3.Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan bentuk interaksi langsung secara lesan antara guru dengan murid. Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dengan murid yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hubungan ini guru dapat mengetahui murid yang mengalami kesulitan belajar dan mengenal jenis atau sifat kesulitan belajar yang dihadapi melalui tanya jawab .Berdasarkan jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi murid, maka tujuan pengajaran remedial adalah:
1.      untuk membantu murid mengenal dirinya secara lebih mendalam
2.      membantu murid mengenali kelebihan dan kekurangannya
3.      membantu murid memperbaiki cara belajarnya
o    Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan metode tanya jawab
1.      menetapkan metode tanya jawab sebagai metode yang tepat
2.      menguasai teknik-teknik bertanya sebagai cara bertanya yang bersifat penyembuhan
3.      menciptakan suasana terbuka, menyenangkan dan hubungan yang penuh pengertian dan pemahaman
4.      menetapkan tujuan sebagai patokan keberhasilan
5.      melakukan penilaian selama dan akhir tanya jawab
6.      membuat penilaian selama tindak lanjut tanya jawab
o    Keuntungan meetode tanya jawab dalam pengajaran remedial
1.      dapat meningkatkan pengertian antara guru dan murid
2.      memungkinkan hubungan yang lebih dekat antara guru dengan murid
3.      dapat meningkatkan motivasi belajar murid
4.      dapat menumbuhkan rasa harga diri kepada murid
5.      dapat meningkatkan pemahaman diri pada murid
4.      Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Dalam kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antar anggota kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan pada diri murid yang mengalami kesulitan dalam belajar.
o    Langkah-langkah dalam kegiatan kelompok
1.      Tetapkan sekelompok murid yang mengalami kesulitan belajar, dalam hal apa kesulitan itu terjadi dan apa latar belakangnya.
2.      Tetapkan karakteristik hubungan sosial murid yang mengalami kesulitan belajar. Misal: dengan siapa ia sering bergaul, dll
3.      Tetapkan jenis kegiatan kelompok yang akan dilakukan.
4.      Membentuk kelompok dengan memperhatikan besarnya kelompok, ciri-ciri anggota kelompok dan pemimpin kelompok.
5.      Penjelasan tentang tata kerja kegiatan kelompok.
6.      Pelaksanaan kegiatan kelompok.
7.      Evaluasi kegiatan kelompok.
8.      Tindak lanjut kegiatan.
o    Keuntungan metode kerja kelompok
1.      Dapat dicapai adanya pemahaman diri dan saling pengertian diantara anggota kelompok
2.      Adanya pengaruh anggota kelompok yang dianggap cakap dan berpengalaman
3.      Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minta belajar
4.      Kehidupan dan kerja kelompok dapat memupuk rasa tanggung jawab.



5.      Metode Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah seorang murid atau beberapa murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar.
Murid yang dipilih sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam prestasi belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial baik dengan teman-temannya, terutama dengan murid yang mengalami kesulitan belajar.
o    Keuntungan metode tutor sebaya
1.      Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri
2.      Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab antara murid yang dibantu dengan tutor yang dibantu.
3.      Bagi tutor, kegiatan remedial merupakan kesempatan untuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar.
6.      Metode Pengajaran Individual
Pengajaran individual adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan secara individual, artinya dalam bentuk interaksi antara guru dengan seorang murid secara individual. Dengan pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid agar belajar giat dan membantu secara langsung murid menghadapi kesulitan-kesulitannya.
Untuk melaksanakan pengajaran individual dalam pengajaran remedial, maka guru dituntut memiliki kemampuan sebagai pembimbing (misal: ulet, sabar, bertanggung jawab, menerima, memahami, disenangi, dsb), mampu menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga dalam proses pengajaran terjadi interaksi yang bersifat membantu.

               


2. KESULITAN BELAJAR
            2.A.  PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR
            Disability” yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disability diterjemahkan ”kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar. Istilah lain learning disabilities adalah learning difficulties dan learningdifferences. Ketiga istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang berbeda. Di satu pihak, penggunaan istilah learning differences lebih bernada positif, namun di pihak lain istilah learning disabilities lebih menggambarkan kondisi faktualnya. Untuk menghindari bias dan perbedaan rujukan, maka digunakan istilah Kesulitan Belajar. Berikut ini beberapa definisi mengenai kesulitan belajar.
                Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya :
1.      Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan.
2.      Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya.
3.      Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4.      Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5.      Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya. 




• Hammill, et al., (1981)
Kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam berhitung. Gangguan tersebut berupa gangguan intrinsik yang diduga karena adanya disfungsi sistem saraf pusat. Kesulitan belajar bisa terjadi bersamaan dengan gangguan lain (misalnya gangguan sensoris, hambatan sosial, dan emosional) dan pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses
pembelajaran yang tidak sesuai). Gangguan-gangguan eksternal tersebut tidak menjadi faktor penyebab kondisi kesulitan belajar, walaupun menjadi faktor yang memperburuk kondisi kesulitan belajar yang sudah ada.
• NJCLD (National Joint Committee of Learning Disabilities) dalam Lerner, (2000)
Kesulitan belajar adalah istilah umum untuk berbagai jenis kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau mental, bukan juga karena pengaruh factor lingkungan, melainkan karena faktor kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat mempersepsi dan melakukan pemrosesan informasi terhadap objek yang diinderainya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar, dan lain-lain.





2.B. FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA  KESULITAN BELAJAR
                Faktor-Faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar:
1.      Faktor-Faktor Internal Belajar
• Sikap Terhadap Belajar
Selama melakukan proses pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil dari pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan membawa kepada sikap yang salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap siswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakan belajar. Sikap yang salah akan membawa siswa mersa tidak peduli dengan belajar lagi. Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif.
• Motivasi Belajar                                   
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.
• Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru perlu melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan memperhatikan waktu belajar serta selingan istirahat. Menurut seorang ilmuan ahli psikologis kekuatan belajar seseorang setelah tiga puluh menit telah mengalami penurunan. Ia menyarankan agar guru melakukan istirahat selama beberapa menit. Dengan memberikan selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.
• Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menrima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar merupakan nilai nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan aktif selama proses belajar.
• Kemampuan Berprestasi
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan puncak suatu proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan hasil belajar yang telah lama ia lakukan. Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau menstransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh pada proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
• Rasa Percaya Diri Siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Semakin sering siswa mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa percaya dirinya akan meningkat. Dan apabila sebaliknya yang terjadi maka siswa akan merasa lemah percaya dirinya.
• Intelegensi Dan Keberhasilan Belajar
Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari. Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu pada tempatnya mereka didorong untuk melakukan belajar dibidang kterampilan.
• Kebiasaan Belajar
Kebiasaan-kebiasaan belajar siswa akan mempengaruhi kemampunanya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah-sekolah pelosok, kota besar, kota kecil. Untuk sebagian kebiasaan tersebut dikarenakan oleh ketidakmengertian siswa dengan arti belajar bagi diri sendiri.
Cita-Cita Siswa
Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu didikan. Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan besar bagi siswa sehingga siswa selalu termotivasi untuk belajar dengan serius demi menggapai cita-cita tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan berprestasi maka siswa diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuannya sendiri.
2.      Faktor-Faktor Eksternal Belajar
Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut:
         Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik . Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.
         Prasarana Dan Sarana Pembelajaran
Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan prasaranapembelajaran sehingga tersenggara proses belajar yang berhasil dengan baik.
         Lingkungan Sosial Siswa Di Sekolah
Tiap siswa dalam lingkungan sosial memiliki kedudukan, peranan dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan seperti hubungan sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi hubungan akrab kerjasama, kerja berkoprasi, berkompetisi, bersaing, konflik atau perkelahian.
         Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau yayasan pendidikan. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyrakat. Dengan kemajuan dan perkembangan masyrakat timbul tuntutan kebutuhan baru dan akibatnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi itu menimbulkan kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah serta evaluasi berubah.
3.      Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar
Kesulitan belajar ini merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis pernyataan (manifestasi). Karena guru bertanggung jawab terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala-gejala kesulitan belajar. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu :
1)      Faktor-faktor Internal ( faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri ), antara lain:
         Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan ( alergi, asma, dan sebagainya ).
         Ketidakseimbangan mental ( adanya gangguan dalam fungsi mental ), pertimenampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang.
         Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta ketidakmatangan emosi.
         Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.

2)      Faktor Eksternal ( faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu ), yaitu :
a). Sekolah, antara lain :
·         Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
·         Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru)
·         Metode mengajar yang kurang memadai
·         Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar
b). Keluarga (rumah), antara lain :
·         Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.
·         Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
·         Keadaan ekonomi.

Menurut Lindgren, (1967 : 55) bahwa lingkungan sekolah, terutama guru. Guru yang akrab dengan murid, menghargai usaha-usaha murid dalam belajar dan suka memberi petunjuk kalau murid menghadapi kesulitan, akan dapat menimbulkan perasaan sukses dalam diri muridnya dan hal ini akan menyuburkan keyakinan diri dalam diri murid. Melalui contoh sikap sehari-hari, guru yang memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh muridnya, sehingga murid-muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang positif.
Jadi jelaslah bahwa guru yang kurang akrab dengan murid, kurang menghargai usaha-usaha murid maka murid akan merasa kurang diperhatikan dan akan mengakibatkan murid itu malas belajar atau kurangnya minat belajar sehingga anak itu akan mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan seorang murid dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang harus benar-benar memperhatikan peserta didiknya.

2.C. USAHA MENGATASI KESULITAN BELAJAR
Untuk tahu usaha mengatasi kesulitan Belajar seharusnya kita mengadakan penelitian kepada peserta didik dengan langkah sebagai berikut:
1.Pengumpulan Data:Mengumpulkan data dari peserta didik-peserta didikdalam kesulitan belajar.
2.Pengolahan Data:Data yang sudah dikumpulkan harus diolah secara teliti dan cermat guna mengetahui kesulitan belajar peserta didik.
3.Diagnosa(keputusan):menentukan faktor-faktor kesulitan belajar peserta didik,menetukan factor utama kesulitan belajar peserta didik
4.Prognosa(ramalan):memberikan ramalan tentang cara mengatasi kesulitan belajar.
5.Treatment(perlakuan):Menjalankan prognosa yang telah diramalkan
6.Evaluasi:Berikan evaluasi/tugas untuk meyelesaikannya,agar tahu berhasil tidaknya metode yang dilakukan
Setelah melakukan langkah tersebut teliti /bandingkan hasil yang diperoleh peserta didik sebelum dan sesudah di observasi,jika hasilnya mengalami kemajuan maka treatmentnya berhasil,jika tidak mengalami perubahan apalagi mengalami kemundurun berarti treatmen yang dilakukan kurang efektif sebaiknya di lakukan peninjauan ulang.


Usaha mengatasi Kesulitan belajar sebagai berikut:
1.Kemampuan anak yang berbeda-beda,seperti:
a.Cepat dalam belajar:seharusnya anak seperti tersebut ditambah pelatihan walaupun sudah paham
b.Lambat dalam belajar:Seharusnya anak yang mengalami seperti ini diberi tambahan waktu belajar dan di masukan kelas khusus agar tidak ketinggalan
c.Anak kreatif:Anaka seperti ini cenderung lebih aktif dalam bakat yang dimilikinya maka hal seperti itu harus diberi kebebasan dalam mengembangkan bakatnya dan tidak terlalu menekankan untuk bisa dalam pembelajaran umum.
2.Peranan guru dalam proses belajar
a. Guru sebaiknya sebagai motivator bagi peserta didik
b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman yang memadai
c. Membentuk kebiasaan yang baik
d. Memberikan ganjaran kepada peserta didik dengan hasil yang dicapai
e. Menjelaskan secara konkrit
f. Mengetahui dan memahami karakter peserta didik
g. Membantu menyelesaikan permasalahan yang ditanggung peserta didik dalam proses pembelajaran maupun masalah pribadi
h. Menilai setiap langkah kegiatan murid
i. Memliki kecakapan untuk memimpin
j. Dapat menghubungkan materi pelajaran dengan pekerjaan-pekerjaan praktis
k. Membuat kontak dengan orang tua murid
l. Lebih suka mengukur daripada menebak
m. Sukarela dalam melakukan pekerjaan ekstra
n. Dapat menyesuaikan diri dan sabar
o. Berkemauan untuk melatih diri
p. Memiliki sikap yang konstruktifdan bertanggung jawab
3.Kesadaran peserta didik masing-masing
2.D. CONTOH KESULITAN BELAJAR DAN CARA MENGATASINYA
                Dalam pembelajaran IPA, seorang pendidik mengadakan tes akhir untuk memenuhi penghitungan nilai akhir pada semester genap.  Setelah diadakan tes, diketahuilah beberapa nilai siswa didiknnya tidak memenuhi standar kompetensi yang telah ditelah di tetapkan. Lalu pengajar tersebut, mencoba melihat kembali  nilai-nilai  siswa tersebut  pada tes-tes sebelumnya, karena dia merasakan materi yang diteskan tersebut telah berulang kali di jelaskan pada siswa didiknya. Dari buku nilai, didapatilah bahwa nilai siswa-siswa tersebut di tes-tes sebelumnya juga selalu dibawah Standar Kompetensi yang telah ditetapkan.
Dari permasalahan tersebut ternyata diketahuilah  Siswa-siswa didiknya memiliki kesulitan belajar, diantaranya:
·         Ketangkasan siswa dalam soal hitungan terlebih dalam bentuk cerita
·         Sulit berkonsentrsi  dalam kelas untuk mengerjakan latihan dan ulangan yang diberikan
·         Ketidak percayaan diri siswa dalam mengisi soal-soal yang diberikan
·         Semangat belajar yang kurang dalam mengahadapi mata pelajaran matematika
Dari beberapa kesulitan yang didapat, maka diperolehlah solusi yang tepat:
·         Memberikan pelajaran khusus seperti privat kepada siswa, dengan tujuan agar siswa lebih memahni dan mengerti materi tersebut dari dasar, sehingga jika mareti tersebut lebih dikembangkan dengan soal-soal cerita, siswa tersebut tidak perlu “meraba-raba” dan lebih percaya diri
·         Menyediakan kelas yang khusus, sehingga siswa tersebut lebih rileks dan nyaman
·         Membekali siswa dengan motivasi dan semangat dari pengajar sebagai guru yang bertanggung  jawab terhadap materi pelajran yang bermasalah
·         Menanamkan dalan pola pikir siswa tersebut, mata pelajaran yang dia dihadapi bukan sebuah momok  yang membosankan dan menakutkan melain asyik untuk dipelajari dengan cara membuat proses belajar lebih menyenangkan
·         Selain itu, juggha harus melibatkan peran setra orang tua.











                                                     












BAB III
PENUTUP

A.  SIMPULAN

1. Remedial merupakan mengobati atau menyembuhkan atau membuat menjadi lebih baik. Sehingga pengajaran remedial merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang membuat agar hasil yang dicapai lebih baik dari pengajaran yang diberikan sebelumnya
2. Prinsip – prinsip pembelajaran remedial meliputi:
 a. Adaptif
b. Interaktif
c. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
d. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
e. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
3. Macam-macam remedial
4. Tujuan dan fungsi remedial, diantaranya:
A. Tujuan
7.      Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar meliputi segi kekuatan, kelemahan, jenis dan sifatnya.
8.      Memperbaiki cara-cara belajar kea rah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.
9.      Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
10.  Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
11.  Mengatasi habatan-hambatan belajar yang lebih baik.
12.  Melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan
B.     Fungsi
2.      Fungsi korektif
3.      Fungsi penyesuaian
4.      Fungsi pemahaman
5.      Fungsi pengayaan
6.      Fungsi terapeutik
7.      Fungsi akselerasi
6.      Pelaksanaan pembelajaran remedial, dapat dilakukan dengan cara:
·         Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
·         Pemberian bimbingan secara khusus.
·         Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
·         Pemanfaatan tutor sebaya.
7.      Proses hasil belajar dapat ditempuh dengan jalan:
a.       Metode Pemberian
b.       TugasMetode Diskusi
c.       Metode Tanya Jawab
d.      Metode Kerja Kelompok
e.       Metode Tutor Sebaya
f.       Metode Pengajaran Individual
8.      Kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak.
9.      Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar, dan lain-lain.
10.  1.Pengumpulan Data
2.Pengolahan Data
3.Diagnosa(keputusan
4.Prognosa(ramalan
5.Treatment(perlakuan)
6.Evaluasi

















DAFTAR PUSTAKA




2 komentar:

Helvi Akmala Sari mengatakan...

matappppppppppppp..

Unknown mengatakan...

terimakasih kak

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates