Tiada keindahan yg paling indah selain bisa berbagi, walau hanya lewat sebait kata & pesan

Jumat, 08 Maret 2013

Multiplexing & Komunikasi Spektrum Tersebar




MAKALAH

TEKNOLOGI KOMUNIKASI MODREN
“Multiplexing & Komunikasi Spektrum Tersebar”






Oleh    :
Kelompok 2
Anggota :
 
1.      HELVI AKMALA SARI           : 11101156110091
2.      FAUZIAH                                    : 11101156110017
3.      RAHMATUL HUSNA               : 11101156110044
4.      ROSIANA FITRIA                    : 11101156110053
5.      ANTON ANDRIPLEN             : 11101156110006
6.      INKHA AMERIZA                    : 11101156110027

                           

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA  KOMPUTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
UPI – YPTK PADANG
2013
 



















KATA PENGANTAR


            Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang diberikan kepada kami, sehingga kami  dapat menyelesaikan tugas makalah Teknologi Komunikasi Modren dengan materi “Multiplexing & Komunikasi Spektrum Tersebar”.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah kami di masa datang. Sehingga semoga makalah berikutnya dan makalah lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan makalah ini yang menjadi dasar pemenuhan nilai mata kuliah Teknologi Komunikasi Modren, kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat menambah pengetahuan kita tentang isi dari makalah ini.
           

                                                                                                Padang, 9 Maret 2013


                                                                                                            Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………         i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………       ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………       1
B. Batasan Masalah………………………………………………………………………….       2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………        2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MULTIPLEXING …………………………………………………………………………      3
A. Pengertian Multiplexing…………………………………………………       …..      3
B. Tujuan Muliplexing ………………………………………………………………      3
C. Jenis Teknik Multiplexing………………………………………………………..      4
                  1. Time Division Multiplexing (TDM)……………………………………..       4
2. Frequency Division Multiplexing (FDM)………………………………..      6
3. Code Division Multiplexing (CDM)………………………………………     8
B. KOMUNIKASI SPEKTRUM TERSEBAR (SPREAD SPECTRUM……………………..      10
A. Pengertian Komunikasi Spektrum Tersebar………………………………………    10
B. Teknik Modulasi Sistem Spektrum Tersebar………………………………………   12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………    14
REFERENSI …………………………………………………………………………………..     15                                                                                                                   
 




















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer, multipleksing adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal. Contohnya, dalam elektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog untuk diproses oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan dalam telekomunikasi, beberapa panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu kabel.
Dalam komunikasi, sinyal yang telah dimultipleks disalurkan ke sebuah saluran komunikasi, yang mungkn juga merupakan medium transmisi fisik.
Multipleksing membagi kapasitas saluran komunikasi tingkat-rendah menjadi beberapa saluran logik tingkat-tinggi, masing-masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran data yang ingin disalurkan. Sebuah proses kebalikannya, dikenal dengan demultipleksing, dapat mengubah data asli di sisi penerima.
Spektrum tersebar (spread spectrum) adalah sebuah metode komunikasi dimana semua sinyal komunikasi disebar di seluruh spektrum frekuensi yang tersedia.Lebarnya pita frekuensi yang digunakan, tergantung kepada teknolgi yang digunakan.
Metode spektrum tersebar pada awalnya digunakan untuk kepentingan militer yang sangat peduli dengan aspek keamanan.Dengan menggunakan metode ini, penggunaan frekuensi memang kurang efisien, namun menjadi sulit untuk dicuri-dengar (sniff).Hal ini berbeda dengan dua teknologi sebelumnya yaitu, GSM (Global System for Mobile communication) dan AMPS (Analog Mobile Telephone System), yang menggunakan timeslot dan/atau frequency slot.




B. Batasan Masalah
A. Bagaimana kegunaan multiplexing & contoh aplikasi multiplexing ?
B. Bagaimana konsep komunikasi spektrum tersebar (spread spectrum) ?

C.Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1.      Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teknologi Komunikasi Modren
2.      Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kegunaan multiplexing & konsep komunikasi spektrum tersebar (spread spectrum)





















BAB II
PEMBAHASAN

A.     MULTIPLEXING

A.    Pengertian Multiplexing

Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux.
Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal - sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing. Receiver atau perangkat yang melakukan Demultiplexing disebut dengan Demultiplexer atau disebut juga dengan istilah Demux.
Pada gambar dibawah ini menggambarkan fungsi multiplexing dalam bentuk yang paling sederhana. Terdapat input n untuk multiplexer. Multiplexer dihubungkan ke demultiplexer melalui sebuah jalur tunggal. Saluran tersebut mampu membawa n channel data yang terpisah.





Multiplexer menggabungkan (melakukan multiplexing) data dari jalur input n dan mentransmisikannya melalui jalur berkapasitas tinggi. Demultiplexer menerima aliran data yang sudah dimultiplexkan, kemudian memisahkan (malakukan demultiplexing) data berdasarkan channel, lalu mengirimkannya ke saluran output yang tepat.

B.     Tujuan Muliplexing
§  meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama.

C.    Jenis Teknik Multiplexing
Teknik Multiplexing yang umum digunakan adalah :
1.       Time Division Multiplexing (TDM) :
ü  Synchronous TDM
ü  Asynchronous TDM
2.      Frequency Division Multiplexing (FDM)
3.      Code Division Multiplexing (CDM)

1.      Time Division Multiplexing (TDM)
Secara umum TDM menerapkan prinsip pemnggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user).
TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing).
Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau byte interleaving).
Menggunakan metoda character interleaving, multiplexer akan mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai bersama-sama sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing.
Menggunakan metoda bit interleaving, multiplexer akan mengambil satu bit dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing.
Jika ada channel yang tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap menggunakan waktu untuk channel yang ada (tidak ada data yang dihantar), ini merugikan penggunaan kabel secara maksimun. Kelebihanya adalah karena teknik ini tidak memerlukan guardband jadi bandwidth dapat digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan teknik ini tidak sekompleks teknik FDM.

Teknik TDM terdiri atas :
v  Synchronous TDM
Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang menerapkan teknik Synchronous TDM dijelaskan secara skematik pada gambar

Gambar Synchronous TDM

Cara kerja Synchronous TDM dijelaskan dengan ilustrasi dibawah ini
Gambar Ilustrasi hasil sampling dari input line

v  Asynchronous TDM
Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat  sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitaspengguna atau identitas input line yang bersangkutan. Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead pada Asynchronous TDM.
Gambar di bawah ini menyajikan contoh ilustrasi yang sama dengan gambar Ilustrasi hasil sampling dari input line jika ditransmisikan dengan Asynchronous TDM.
Gambar Frame pada Asysnchronous TDM
Skema dasar TDM
*      Pada TDM, dilakukan proses sampling terhadap sinyal-sinyal yang         akan ditransmisikan menggunakan   rangkaian electronic switching
*      Tiap sinyal disampling pada Nyquist Rate atau lebih tinggi sesuai teori Shanon tentang sampling untuk menghindari Aliasing
*      Pada transmitter Low Pass Filter (LPF) digunakan untuk menghilangkan sinyal dengan frekuensi yang tidak dikehendaki.
*      Pada receiver LPF digunakan untuk merekonstruksi sinyal agar sesuai dengan yang dikirimkan
*      Diperlukan adanya sinkronisasi antara rangkaian electronic switching pada transmitter dan receiver

2.      Frequency Division Multiplexing (FDM)
Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km.
Tingkatan generasi GSM adalah sbb:
First-generation: Analog cellular systems (450-900 MHz)
·         Frequency shift keying for signaling
·         FDMA for spectrum sharing
·         NMT (Europe), AMPS (US)
Second-generation: Digital cellular systems (900, 1800 MHz)
·         TDMA/CDMA for spectrum sharing
·         Circuit switching
·         GSM (Europe), IS-136 (US), PDC (Japan)
2.5G: Packet switching extensions
§  Digital: GSM to GPRS
§  Analog: AMPS to CDP
3G:
§  High speed, data and Internet services
§  IMT-2000
Gambar Pemakaian Frekwensi pada GSM
            FDM yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang berbeda). Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV, dimana beberapa channel TV terdapat beberapa chanel, dan kita hanya perlu tunner (pengatur channel) untuk gelombang yang dikehendaki.
Pada teknik FDM, tidak perlu ada MODEM karena multiplexer juga bertindak sebagai modem (membuat permodulatan terhadap data digital). Kelemahan Modem disatukan dengan multiplexer adalah sulitnya meng-upgrade ke komponen yang lebih maju dan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi (seperti teknik permodulatan modem yang begitu cepat meningkat). Kelemahannya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar data, frekuensi yang dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak tergunakan dan ini merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian (terutama dibandingkan dengan TDM) kerana setiap channel harus disediakan frekuensinya.
Kelemahan lain adalah kerana bandwidth jalur atau media yang dipakai bersama-sama tidak dapat digunakan sepenuhnya, kerana sebagian dari frekuensi terpaksa digunakan untuk memisahkan antara frekuensi channelchannel yang ada. Frekuensi pemisah ini dipanggil guardband.
Gambar Frequency Division Multiplexing
Kelebihan & Kekurangan FDM
Kelebihan:
v  FDM tidak sensitif terhadap perambatan /perkembangan keterlambatan.
v  Tehnik persamaan saluran (channel equalization) yang diperlukan untuk sistem FDM tidak sekompleks seperti yang digunakan pada sistem TDM.
Kekurangan:
v  Adanya kebutuhan untuk memfilter bandpass,  yang harganya relatif mahal dan rumit untuk dibangun (penggunaan filter tersebut biasanya digunakan dalam transmitter dan receiver)
v  Penguat tenaga (power amplifier) di transmitter yang digunakan memiliki karakteristik nonlinear (penguat linear lebih komplek untuk dibuat), dan amplifikasi nonlinear mengarah kepada pembuatan komponen spektral out-of-band yang dapat mengganggu saluran FDM yang lain.

3.      Code Division Multiplexing (CDM)
Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai berikut :
1.      Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit) yang disebut chip spreading code.
2.      Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.
3.      Untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.
4.      Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.
5.      Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
Selanjutnya :
o    jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’,
o   jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.
Contoh penerapan CDM untuk 3 pengguna (A,B dan C) menggunakan panjang kode 8 bit (8-chip spreading code) dijelaskan sebagai berikut :
a.       Pengalokasian kode unik (8-chip spreading code) bagi ketiga pengguna :
·         kode untuk A : 10111001
·         kode untuk B : 01101110
·         kode untuk C : 11001101
b.      Misalkan pengguna A mengirim bit 1, pengguna B mengirim bit 0 dan pengguna C mengirim bit 1. Maka pada saluran transmisi akan dikirimkan kode berikut :
·         A mengirim bit 1 : 10111001 atau + - + + + - - +
·         B mengirim bit 0 : 10010001 atau + - - + - - - +
·         C mengirim bit 1 : 11001101 atau + + - - + + - +
hasil penjumlahan (sum) = +3,-1,-1,+1,+1,-1,-3,+3
c.       Pasangan dari A akan menginterpretasi kode yang diterima dengan cara :
·         Sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +3
·         Kode milik A : +1 –1 +1 +1 +1 -1 –1 +1
·         Hasil perkalian (product) : +3 +1 –1 +1 +1 +1 +3 +3 = 12
Nilai +12 akan diinterpretasi sebagai bit ‘1’ karena mendekati nilai +8.
d.      Pasangan dari pengguna B akan melakukan interpretasi sebagai berikut :
§  sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +3
§  kode milik B : –1 +1 +1 –1 +1 +1 +1 –1
§  jumlah hasil perkalian : –3 –1 –1 –1 +1 –1 –3 –3 = -12
berarti bit yang diterima adalah bit ‘0’, karena mendekati nilai –8.











B.     KOMUNIKASI SPEKTRUM TERSEBAR (SPREAD SPECTRUM)

A.    Pengertian Komunikasi Spektrum Tersebar

Sistem komunikasi spektrum tersebar adalah sebuah teknik yang mentransmisikan suatu isyarat dengan lebar bidang frekuensi tertentu menjadi suatu isyarat yang memiliki lebar bidang frekuensi yang jauh lebih besar. Aliran data asli dikalikan secara biner dengan sandi penyebar yang memilki lebar bidang yang jauh lebih besar daripada isyarat asal. Bit-bit dalam sandi penyebar dikenal dengan chip untuk membedakannya dengan bit-bit dalam aliran data yang dikenal dengan simbol. Setiap pengguna memiliki sandi penyebar yang berbeda dengan pengguna yang lain.
Sandi-sandi penyebar bersifat unik, jika seorang pengguna telah menyebarkan isyarat bidang lebar yang diterima, isyarat yang dibawasebarkan hanyalah isyarat dari pengirim yang memiliki sandi penyebar yang sama. Sebuah sandi penyebar memilki korelasi-silang yang rendah dengan sandi penyebar yang lain. Jika sebuah sandi benar-benar ortogonal, maka korelasi-silang antara sebuah sandi dengan sandi yang lainnya adalah nol. Hal ini berarti beberapa isyarat bidang lebar dapat menggunakan frekuensi yang sama tanpa adanya interferens satu sama lain.
Energi isyarat bidang lebar disebarkan sepanjang lebar bidang yang amat besar sehingga dapat dianggap sebagai derau jika dibandingkan dengan isyarat aslinya atau dengan kata lain memiliki power spectral density yang rendah. Ketika sebuah isyarat bidang lebar dikorelasikan dengan sandi penyebar tertentu, hanya isyarat dengan sandi penyebar yang sama yang akan diawasebarkan, sedangkan isyarat dari pengguna lain akan tetap tersebar.
Sistem spektrum tersebar memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem sistem lain yang telah ada sebelumnya,
1.        Dapat bertahan pada lingkungan dengan pudaran lintasan jamak yang tinggi karena isyarat CDMA bidang lebar memiliki sandi penyebar dengan sifat korelasi-diri yang baik.
2.        Dapat mengirimkan informasi dengan daya yang kecil sehingga memungkinkan peralatan yang kecil sekaligus juga dengan daya baterai yang lebih tahan lama.
3.         Dapat mengurangi interferens dengan baik karena pada saat terjadinya proses pengawasebaran pengganggu akan mengalami proses sebaliknya sehingga dayanya akan lebih kecil dibandingkan isyarat asli.
4.         Dapat menghindari penyadapan karena menggunakan sandi unik yang mirip derau dengan spektrum frekuensi yang amat lebar.
5.        Dapat melakukan kemampuan panggilan terpilih (selective calling capability).
6.        Dapat melakukan penjamakan pembagian sandi sehingga dimungkinkan untuk akses jamak dengan kapasitas yang lebih besar.

Definisi Sistem Spektrum Tersebar Secara definitif, sistem komunikasi spektram tersebar merupakan suatu teknik modulasi dimana pengirim sinyal menduduki lebar pita frekuensi yang jauh lebih besar dari pada spektrum minimal yang dibutuhkan untuk menyalurkan suatu informasi. Konsep ini didasarkan pada teori C.E Shannon untuk kapasitas saluran, yaitu :
C = W log2 (1 + S/N)

Dimana : C = kapasitas kanal transmisi (bps)
W = lebar pita frekuensi transmisi (Hz)
N = daya derau (Watt)
S = daya sinyal (Watt)

Dari teori diatas terlihat bahwa untuk menyalurkan informasi yang lebih besar pada saluran ber-noise dapat ditempuh dengan dua cara yaitu :
1.      Cara konvensional, dimanaW kecil dan S/N besar.
2.      Cara penyebaran spektrum, dimana W besar dan S/N kecil.

Pada sistem spektral tersebar sinyal informasi disebar pada pita frekuensi yang jauh lebih lebar dari pada lebar pita informasinya. Penyebaran ini dilakukan oleh suatu fungsi penebar yang bebas terhadap sinyal informasinya berupa sinyal acak semu (psedorandom) yang memiliki karakteristik spektral mirip derau (noise), disebut pseudorandom noise (PN code). 1.3.3 Teknik Modulasi Sistem Spektrum Tersebar CDMA (Code Division Multiple Access), menggunakan teknologi spread-spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz). Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF. Ada beberapa teknik modulasi yang dapat digunakan untuk menghasilkan spektrum sinyaltersebar antara lain Direct Sequence Spread Spectrum(DS-SS) dimana sinyal pembawa informasi dikalikan secara langsung dengan sinyal penyebar yang berkecepatan tinggi, Frequency Hopping Spred Spectrum(FH-SS) dimana frekuensi pembawa sinyal informasi berubah-ubah sesuai dengan deretan kode yang diberikan dan akan konstan selama periode tertentu yang disebut T (periode chip). Time Hopping Spread Spectrum(TH-SS) dimana sinyalpembawa informasi tidak dikirimkansecara kontinu tetapi dikirimkan dalam bentuk short burst yang lamanya burst tergantung dari sinyal pengkodeannya, dan hybrid modulation
yang merupakan gabungan dari dua atau lebih teknik modulasi di atas yang bertujuan un
tuk menggabungkan keunggulan masing-masing teknik. Teknik modulasi yang paling banyak dipakai saat ini, termasuk pada sistem CDMA2000 1x, adalah Direct Sequence Spread Spectrrum (DS-SS) karena realisasinya lebih sederhana dibandingkan teknik modulasi lainnya.


B.     Teknik Modulasi Sistem Spektrum Tersebar

CDMA (Code Division Multiple Access), menggunakan teknologi spread-spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz). Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF.
Ada beberapa teknik modulasi yang dapat digunakan untuk menghasilkan spektrum sinyal tersebar antara lain Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS) dimana sinyal pembawa informasi dikalikan secara langsung dengan sinyal penyebar yang berkecepatan tinggi, Frequency Hopping Spred Spectrum (FH-SS) dimana frekuensi pembawa sinyal informasi berubah-ubah sesuai dengan deretan kode yang diberikan dan akan konstan selama periode tertentu yang disebut T (periode chip). Time Hopping Spread Spectrum (THSS) dimana sinyal pembawa informasi tidak dikirimkan secara kontinu tetapi dikirimkan dalam bentuk short burst yang lamanya burst tergantung dari sinyal pengkodeannya, dan hybrid modulation yang merupakan gabungan dari dua atau lebih teknik modulasi di atas yang bertujuan untuk menggabungkan keunggulan masing-masing teknik. Teknik modulasi yang paling banyak dipakai saat ini, termasuk pada sistem CDMA2000 1x, adalah Direct Sequence Spread Spectrrum (DS-SS) karena realisasinya lebih sederhana dibandingkan teknik modulasi lainnya.
Pada DS-SS, sinyal pembawa didemodulasi secara langsung oleh data terkode yang merupakan deretan data yang telah dikodekan dengan deretan kode berkecepatan tinggi yang dibangkitkan oleh suatu Pseudo Random Generator (PRG) dan memiliki karakteristik random semu karena dapat diprediksi dan bersifat periodik. Sinyal yang telah tersebar ini kemudian dimodulasi dengan menggunakan teknik modulasi BPSK, QPSK, atau MSK. Pada sistem CDMA2000 1x digunakan teknik modulasi QPSK.
Sedangkan pada sisi penerima, DS-SS terdiri dai tiga bagian utama yaitu demodulator, despreader dan blok sinkronisasi deret kode.
Ketika sinkronisasi deret kode telah tercapai antara pengirim dan penerima (akuisisi dan code trackling loop telah berjalan sempurna), maka dilakukan proses despreading sinyal DS-SS. Dan dengan asumsi bahwa beda fasa pada frekuensi pembawa lokal antara pengirim dan penerima dapat dihilangkan dengan carrier recovery maka sinyal informasi yang sebenarnya akan dapat diperoleh kembali.
Keunggulan dan ketepatan dari sistem komunikasi digital menyebabkan sistem ini menjadi pilihan bagi pemakainya. Berkembangnya sistem komunikasi ini tidak terlepas adanya tuntutan dari kebutuhan manusia akan adanya suatu sistem komunikasi yang handal.  Sistem Komunikasi spektrum - tersebar  merupakan satu dari sekian jenis sistem komunikasi digital, karena dalam pengiriman sinyal informasinya menggunakan kode-kode digital yang dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang disebut dengan pseudo-random generator . Kode ini mempunyai sifat seperti derau sehingga disebut sebagai kode ganguan-semu (Pseudo-Noise Code ). Keunggulan sistem komunikasi ini adalah Tahan terhadap gangguan dan interferensi, mempunyai kemampuan akses jamak, pengalamatan yang selektif, kerahasiaan informasi lebih terjamin dan tahan terhadap efek multipath.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Multiplexing
Agar penggunaan saluran telekomunikasi menjadi lebih efisien lagi, dipergunakan beberapa bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber transmisi membagi kapasitas transmisi menjadi lebih besar. Dua bentuk yang paling umum dari multiplexing adalah Frequency-Division Multiplexing (FDM) dan time Division Multiplexing (TDM).
Frequency-Division Multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal-sinyal analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama dengan cara mengalokasikan band frekuensi yang berlainan ke masing-masing sinyal. Diperlukan peralatan modulasi untuk memindah setiap sinyal ke band frekuensi yang diperlukan, sedangkan peralatan multiplexing diperlukan untuk mengkombinasikan sinyal-sinyal yang dimodulasikan.

2.      Komunikasi Spektrum Tersebar
Keunggulan dan ketepatan dari sistem komunikasi digital menyebabkan sistem ini menjadi pilihan bagi pemakainya. Berkembangnya sistem komunikasi ini tidak terlepas adanya tuntutan dari kebutuhan manusia akan adanya suatu sistem komunikasi yang handal.  Sistem Komunikasi spektrum - tersebar  merupakan satu dari sekian jenis sistem komunikasi digital, karena dalam pengiriman sinyal informasinya menggunakan kode-kode digital yang dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang disebut dengan pseudo-random generator .
Kode ini mempunyai sifat seperti derau sehingga disebut sebagai kode ganguan-semu (Pseudo-Noise Code ). Keunggulan sistem komunikasi ini adalah Tahan terhadap gangguan dan interferensi, mempunyai kemampuan akses jamak, pengalamatan yang selektif, kerahasiaan informasi lebih terjamin dan tahan terhadap efek multipath.

REFERENSI

Setiawan, Deris, ”Teknologi Seluler CDMA dan GSM”, in press
Purwakarta org, ” Sistem Komunikasi CDMA”, in press
http://wikipedia.org/wiki/CDMA
      Jusak, Teknlogi Komunikasi Data Modern, Andi Offset, Yogyakarta : 2013











0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates