A. PERKIRAAN
MASYARAKAT MASA DEPAN
Di Indonesia pendidikan nasional
dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Dewasa
ini perkembangan kebudayaan sangat cepat serta meliputi seluruh aspek
kehidupan. Percepatan itu terjadi karena pengaruh dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang cepat itu mempunyai beberapa
karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di
masa depan. Perubahan tersebut antara lain sebagai berikut.
- Kecenderungan Globalisasi
Globalisasi berarti keseluruhan atau
secara umum, sehingga bumi ini seakan-akan sebagai satu kesatuan tanpa batas
administrasi negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan
antar bangsa di dunia. Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek
kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan
dengan dampak yang berbeda- beda. Menurut Emil Salim (dalam Tirtahardja, 2005) terdapat
empat kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol. Bidang
tersebut meliputi iptek, ekonomi, lingkungan hidup dan pendidikan. Kajian
keempat bidang tersebut sebagai berikut :
a. Bidang
IPTEK yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan
menggunakan teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Globalisasi iptek
tersebut memberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara
tanpa batas negara.
b. Bidang
ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa
mengenal batas-batas negara.
c. Bidang
lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup di negara tertentu juga akan
berdampak pada negara lainnya. Contohnya kebakaran hutan yang asapnya sampai ke
Negara-negara tetangga.
d. Bidang
pendidikan yang berkaitan dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional dan
budaya -budaya nusantara.
2.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan IPTEK yang semakin
cepat dalam era globalisasi ini merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat
masa depan. Percepataan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan landasan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Segi landasan ontologis objek telaah
adalah berupa pengalaman dan semua wujud yang dapat dijangkau lewat alat indra
telah mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkannya piranti yang membantu
alat indra tersebut. Dari segi epistemologis cara yang dipakai untuk memperoleh
pengetahuan yang disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan
yang pesat. Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk apa iptek itu
dipergunakan, yang mempersoalkan untuk apa IPTEK itu dipergunakan secara moral
tertuju pada kemaslahatan manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan
pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, yakni :
a. Penelitian
dasar ( basic research )
b. Penelitian
terapan ( applied research )
c. Pengembangan
teknologi ( technological development )
d. Penerapan
teknologi
(Mahendra,
2011)
3.
Arus
Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan IPTEK yang
luar biasa adalah perkembangan informasi dan komunikasi, utamanya satelit
komunikasi, komputer dan lainnya. Begitu pula yang terjadi di Indonesia
kemajuan itu telah mendorong perubahan masyarakat dari petani menjadi
masyarakat industri dan informasi. Seiring dengan itu komunikasi antar manusia
yang berbeda dalam latar kebangsaan dan kebudayaan makin meluas karena kemajuan
transportasi dan telekomunikasi.
Meskipun teknologi informasi dan
komunikasi telah mengalami perkembangan yang pesat, namun belum merata pada
semua negara. Perkembangannya di negara berkembang masih sangat lambat karena
didominasi oleh negara-negara maju. Untuk itu diperlukan upaya – upaya untuk
merebut teknologi tersebut. Namun, terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan yaitu:
a. Pengembangan
teknologi satelit yang mutakhir.
b. Penggunaan
teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang beragam.
c. Di
bidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video display terminal ), surat
kabar elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.
d. Di
media elektronik antara lain penggunaan DBS ( direct broadcast satelitte ).
Kesemua hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai
masyarakat masa depan.
(Mahendra, 2011)
4.
Peningkatan
Layanan yang Semakin Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat
masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam berbagai
bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang semakin cepat serta
perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota
masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis
yang semakin tinngi. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan
tertentu, yang mempunyai keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan. Di bawah
ini berbagai ciri profesi, yaitu:
a. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang
ideal, dan layanan itu harus mendapat pengakuan dari masyarakat.
b. Terdapat
sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan prosedur
yang unik, serta memerlukan waktu yang relatif panjang untuk mempalajarinya
sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu melaksanakan layanan
itu.
c. Terdapat
suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya yang
kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
d. Terdapat
suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku dan cara
kerja dari anggotanya itu.
e. Terdapat
organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga layanan profesi dan melindungi
kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.
f. Pemangku
profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang
anggota yang relatif permanen serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan
profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.
(Tim, 2008)
B. ANTISIPASI TERHADAP PENDIDIKAN MASA DEPAN
1.
Tuntutan bagi Pendidikan Masa
Depan
Masyarakat masa depan dengan ciri
globalisasi, kemajuan IPTEK, dan kesempatan menerima arus informasi yang cepat
tetntulah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan
serta siap menyesuaikan diri dengan situasi yang baru tersebut. Untuk itu
pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang mampu menghadapi
tantangan zaman baru yang akan datang. Yang melahirkan generasi yang “ think
globally but act locally”. Sehingga diperlukan pula penggarapan pendidikan yang
baru yang harus menyeluruh mulai dari lapis sistem/nasional, lapis
institusional, sampai pada lapis individual. Pada lapis sistem, secara nasional
telah ditetapkan serangkaian kebijakan yang dituangkan dalam sejumlah perundang
– undangan, utamanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas beserta serangkaian
aturan pelaksanaannya. Penggarapan pada lapisan institusional berkaitan dengan
aspek kelembagaan seperti : kurikulum, struktur dan mekanisme pengelolaan,
sarana dan prasarana. Sedangkan pada lapis individual penggarapan upaya
pembaharuan utamanya terkait dengan semua personal yang terlibat dalam
pendidikan yaitu guru dan siswa. Keberhasilan terhadap antisipasi masa depan
pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia yang dihasilkan oleh pendidikan.
Pembangunan manusia indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan
negara indonesia pada abad ke 22 yang akan datang.
2.
Upaya
Mengantisipasi Masa Depan
a. Perubahan
Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap memang memegang
peranan penting dalam membentuk wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan
norma atau kaidah yang menjadi rujukan atas perilaku. Nilai-nilai tersebut
bersumber dari nilai agama, hukum, adat istiadat, kesopanan, moral dan lainnya
baik yang tertulis ataupun tidak tertulis. Salah satu pengaruh nilai – nilai
tersebut akan tampak dalam sikap seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum
maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut.
Pembentukan pengubahan nilai dan
sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
pembiasaan, pelaksanaan dan sebagainya. Perubahan nilai dan sikap dalam rangka
mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat
diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pembaharuan dan pelestarian.
Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan kebudayaan Indonesia semestinya
akan tetap dilestarikan agar terhindar dari krisis identitas.
b. Pengembangan
Budaya dan Sarana Kehidupan
Kebudayaan adalah hasil karya
manusia melalui cipta dan karsa yang berkaitan dengan religi, kesenian, bahasa,
pengetahuan sampai sisem teknologi dan peralatan. Berkaitan dengan hal itu
UNESCO telah menetapkan konsep Dasawarsa Kebudayaan Sedunia yang menekankan
bahwa pengembangan kebudayaan dunia masa kini harus meliputi empat dimensi
yakni :
1. Afirmasi
atau penegasan dimensi budaya dalam proses pembangunan, karena pembangunan akan
hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan masyarakat / bangsa yang
bersangkutan.
2. Mereafirmasi
dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok manusia berhak diakui
identitas budayanya.
3. Partisipasi,
yakni dalam pengembangan suatu bangsa dan negara maka partisipasi yang optimal
dari masyarakat adalah mutlak diperlukan.
4. Memajukan
kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak era globalisasi.
c. Pengembangan
Sarana Pendidikan
Dalam menyongsong era globalisasi
yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus
memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo (dalam
Mahendra, 2011) mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut
yakni :
1. Pendidikan
untuk mengembangkan iptek, dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital,
seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama menghadapi globalisasi.
2. Pendidikan
untuk mengembangkan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang
relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrumen operasional
untuk berkiprah dalam globalisasi.
3. Pendidikan
untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan
sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya sistem pendukung
kehidupan manusia.
4. Pendidikan
untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama, ideologi demi
ketahanan sosial-budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Pendidikan
untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan, terhadap pengelola
sistem pendidikan formal dan non-formal, demi penggalakan peningkatan
pemerataan mutu, relevansi, dan efesiensi sumber daya manusia serta
keseluruhan.
REFERENSI:
Mahendra, Surya.
2011. Perkiraan dan Antisipasi terhadap
Masyarakat Masa Depan dalam http://mahendracollage.blogspot.com/2011/04/perkiraan-dan-antisipasi-terhadap.html/
diakses pada 29 April 2012
Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan. 2008. Bahan Ajar Pengantar Pendidikan. Padang:
FIP UNP
Tirtahardja, Umar dan SL La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
0 komentar:
Posting Komentar